Rabu, 11 November 2009

Krisis Global Yang Terjadi Di Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa yang berdampak negatif terhadap negara-negara lainnya, tidak berimbas terlalu besar bagi Indonesia. Hal ini disebabkan net ekspor Indonesia ke luar negeri hanya 10 persen dari total produk domestik bruto (PDB), ekspor Indonesia ke luar negeri terdiri dari migas dan non migas. Dari 80 persen hasil non migas Indonesia hanya 12 persen di ekspor ke Amerika Serikat, jadi pengaruhnya tidak besar.

Pasar ekspor utama Indonesia adalah Jepang dan Singapura, kedua negara tersebut sangat merasakan dampaknya dari krisis keuangan global itu. “Dampak ikutan itu yang dikhawatirkan akan memberikan pengaruh yang sangat tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Karena itu, pemerintah harus dapat menjaga konsumsi rumah tangga yang nilainya cukup besar sekitar 60 persen dari total PDB. Pemerintah telah memperhitungkan hal tersebut dan segera melakukan berbagai kesiapan untuk menjaganya lebih jauh

Pemerintah juga harus cepat melakukan kebijakan lain seperti mendorong pertumbuhan sektor riil yang selama ini dinilai masih berjalan di tempat dan memberikan kemudahan investasi yang lebih baik agar investor asing merasa senang, nyaman dan mudah menanamkan dananya.

Apabila ini bisa terjadi maka pertumbuhan ekonomi nasional akan tetap tumbuh di atas 6 persen, meski gejolak krisis keuangan di Amerika Serikat dan Eropa masih belum reda. Ke depan, Indonesia akan semakin tumbuh didukung oleh turunnya harga komoditi dan energi khususnya minyak mentah dunia yang saat ini mencapai di bawah 90 dolar AS per barel.

Jadi tekanan krisis keuangan global itu akibat kepanikan pelaku pasar, meski pemerintah AS telah mendapat persetujuan kongres mendapat dana talangan sebesar 700 miliar dolar AS. Sementara itu, Managing Director Advisory Group in Economics, Industry and Trade (Econit), pemerintah diminta tidak hanya memompa sikap optimistis menghadapi krisis keuangan di Amerika Serikat dan Eropa.

Pemerintah harus mampu mengamankan sistem ekonomi secara menyeluruh, karena ekonomi dalam negeri saat ini lebih rapuh dibanding krisis 1998, sikap optimistis bahwa kondisi ekonomi cukup kuat menghadapi krisis, justru bisa berakibat buruk karena secara riil ekonomi nasional sangat tidak kondusif. “Yang penting dari semua itu adalah perlunya optimalisasi dan percepatan pencapaian target dari berbagai program yang telah dijalankan, termasuk mempercepat reformasi birokrasi,” sistem birokrasi yang masih belum dapat dikendalikan dengan baik mengakibatkan daya saing produk dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri sulit untuk bersaing baik di pasar internasional maupun di dalam negeri.

“Tidak mudah kembali ke produk dalam negeri, karena produk impor murah dan berkualitas sudah merajai pasar dalam negeri. Ini artinya pemerintah harus lebih serius dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi domestik, dengan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas lagi,”.

Krisis keuangan di Amerika sudah meluas efeknya ke seluruh dunia menjadi krisis keuangan global. Negara-negara Asia termasuk Indonesia pun merasakan dampak dari krisis keuangan global.

Yang jelas harga-harga saham, harga reksadana, harga unit link di Asuransi anjlok. Para investor yang mengharapkan keuntungan dari kenaikan harga saham, reksadana dan unit link mengalami banyak kerugian.

Selain dampak dalam sektor keuangan, krisis keuangan global juga mempengaruhi sektor riil di Indonesia dan, sudah terasa sampai rakyat bawah Indonesia. Misalnya :

Ekspor barang-barang kerajinan di Yogyakarta ke Amerika berkurang kapasitasnya, dampaknya para buruh pekerja di Industri kerajinan berkurang atau kehilangan lapangan pekerjaannya.

Harga barang-barang bekas / rosokan juga menurun tajam, sehingga pendapatan pengepul dan pemulung barang bekas juga merosot tajam.

Bagi publisher atau Internet Marketer di Indonesia apa dampaknya?

Bagi pelaku affiliate marketing mungkin omzet penjualan barang-barang tertentu untuk konsumen Amerika menurun, tetapi ada berita yang mengatakan konsumsi barang elektronik di Amerika naik, karena orang Amerika yang lagi krisis lebih memilih di rumah nonton TV atau mendengarkan musik.

Bagi publisher Google Adsense di Indonesia mungkin tidak terlalu terpengaruh jika mengandalkan visitor Indonesia bukan Amerika. Bagi penulis paid review bisa jadi job review turun, tapi mungkin sedikitnya job juga disebabkan sudah terlalu banyaknya paid reviewer.

1.2 Rumusan Masalah

1. apakah penyebab krisis global yang terjadi di Amerika?

2. dampak apakah yang akan terjadi di Indonesia?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sebab-sebab Terjadinya Krisis Global Di Indonesia

Bahwa terjadi krisis maha dahsyat di Amerika Serikat yang menyebar ke semua negara di dunia sudah sangat banyak kita baca. Namun tidak banyak yang menjelaskan tentang sebab-sebabnya, dan juga tidak banyak yang menguraikan tentang landasan dari sebab-sebab itu, yaitu mashab pikiran atau ideologi yang memungkinkan dipraktekannya cara-cara penggelembungan di sektor keuangan.

Tentang yang pertama, media massa di negara-negara maju banyak yang mengulasnya. Intinya sebagai berikut.

Bank hipotik yang mengkhususkan diri memberikan kredit untuk pembelian rumah, dengan sendirinya mempunyai tagihan kepada penerima kredit yang menggunakan uangnya untuk membeli rumah. Jaminan atas kelancaran pembayaran cicilan utang pokok dan bunganya adalah rumah yang dibiayai oleh bank hipotik tersebut. Kita sebut tagihan ini tagihan primer, karena langsung dijamin oleh rumah, atau barang nyata. Tagihannya bank hipotik kepada para penerima kredit berbentuk kontrak kredit yang berwujud kertas. Istilahnya adalah pengertasan dari barang nyata berbentuk rumah. Karena kertas yang diciptakannya ini mutlak mewakili kepemilikan rumah sebelum hutang oleh pengutang lunas, maka kertas ini disebut surat berharga atau security. Pekerjaan mengertaskan barang nyata yang berbentuk rumah disebutsecuritization of asset.

Katakanlah bank hipotik ini bernama Bear Sterns. Bear Sterns mengkonversi uang tunainya ke dalam kewajiban cicilan utang pokok beserta pembayaran bunga oleh para penghutang atau debitur. Jadi uang tunai atau likuiditasnya berkurang. Namun Bear Sterns memegang surat berharga atau security yang berbentuk kontrak kredit atau tagihan kepada para debiturnya. Bear Sterns mengelompokkan surat-surat tagihan tersebut ke dalam kelompok-kelompok yang setiap kelompoknya mengandung surat tagih dengan tanggal jatuh tempo pembayaran yang sama. Setiap kelompok ini dijadikan landasan untuk menerbitkan surat utang yang dijual kepada Lehman Brothers (misalnya) dan bank-bank lain yang semuanya mempunyai nama besar. Yang sekarang dilakukan oleh Bear Sterns bukan menerbitkan surat piutang, tetapi surat janji bayar atau surat utang. Atas dasar surat piutang kepada ratusan atau ribuan debiturnya, Bear Sterns menerbitkan surat utang kepada Lehman. Uang tunai hasil hutangnya dari Lehman dipakai untuk memberi kredit lagi kepada mereka yang membutuhkan rumah. Seringkali untuk membeli rumah kedua, ketiga oleh orang yang sama, sehingga potensi kreditnya macet bertambah besar.

Penerbitan surat berharga berbentuk surat janji bayar atau promes disebut securitization of security. Bahasa Indonesianya yang sederhana “mengertaskan kertas.” Surat berharga ini kita namakan surat berharga sekunder, karena tidak langsung dijamin oleh barang yang berbentuk rumah, melainkan oleh kertas yang berwujud surat janji bayar oleh bank hipotik yang punya nama besar.

Lehman memegang surat utang dari Bear Sterns dan juga dari banyak lagi perusahaan-perusahaan sejenis Bear Sterns. Seluruh surat ini dikelompokkkan lagi ke dalam wilayah-wilayah geografis, misalnya kelompok debitur California, kelompok debitur Atlanta dan seterusnya. Oleh Lehman kelompok-kelompok surat-surat utang dari bank-bank ternama ini dijadikan landasan untuk menerbitkan surat utang yang dibeli oleh Merril Lynch dan bank-bank lainnya dengan nama besar juga. Kita namakan surat utang ini surat utang tertsier.

Demikianlah seterusnya, satu rumah sebagai jaminan menghasilkan uang tunai ke dalam kas dan bank-bank ternama dengan jumlah keseluruhan yang berlipat ganda. Media massa negara-negara maju menyebutkan bahwa bank-bank tersebut melakukan sliced and diced, yang secara harafiah berarti bahwa satu barang dipotong-potong dan kemudian masing-masing diperjudikan. Maka banyak bank yang debt to equity ratio-nya 35 kali.

Sekarang kita bayangkan adanya pembeli rumah yang gagal bayar cicilan utang pokok beserta bunganya. Kalau satu tagihan dipotong-potong (sliced) menjadi 5, yang masing-masing dibeli oleh bank-bank yang berlainan, maka gagal bayar oleh satu debitur merugikan 5 bank. Ini sebagai contoh. Dalam kenyataannya bisa lebih dari 5 bank yang terkena kerugian besar, karena kepercayaan bank-bank besar di seluruh dunia kepada nama-nama besar investment banks dan hedge funds di AS.

Dampak pertama adalah bahwa bank tidak percaya pada bank lain yang minta kredit kepadanya melalui pembelian surat berharganya. Ini berarti bahwa bank-bank yang tadinya memperoleh likuiditas dari sesama bank menjadi kekeringan likuiditas, sedangkan bank-bank yang termasuk kategori investment bank atau hedge fund tidak mendapatkan uangnya dari penabung individual, tetapi dari bank-bank komersial atau sesama investment bank atau sesama hedge funds. Jadi dampak pertama adalah kekeringan likuiditas.

Dampak kedua adalah bahwa bank yang menagih piutangnya yang sudah jatuh tempo tidak memperoleh haknya, karena bank yang diutanginya tidak mampu membayarnya tepat waktu, karena pengutang utamanya, yaitu individu yang membeli rumah-rumah di atas batas kemampuannya memang tidak mampu memenuhi kewajibannya. Lembaga-lembaga keuangan di Amerika Serikat dengan sadar memberikan kredit rumah kepada orang yang tidak mampu. Itulah sebabnya namanya subprime mortgage. Sub artinya di bawah. Prime artinya prima atau bonafid. Jadi dengan sadar memang memberikan kredit rumah kepada orang-orang yang tidak bonafid atau tidak layak memperoleh kredit. Bahwa kepada mereka toh diberikan, bahkan berlebihan, karena adanya praktek yang disebut sliced and diced tadi. Dampak kedua ini, yaitu bank-bank gagal bayar kepada sesame bank mengakibatkan terjadinya rush oleh bank-bank pemberi kredit, antara lain kepada Lehman Brothers. Maka Lehman musnah dalam waktu 24 jam.

Ketika surat utang inferior yang disebut subprime mortgage macet, barulah ketahuan bahwa begini caranya memompakan angin ke dalam satu surat utang yang dijual berkali-kali dengan laba sangat besar. Ketika balon angin keuangan meledak, Henry Paulson sudah menjabat menteri keuangan AS. Dia melakukan tindakan-tindakan yang buat banyak orang membingungkan, tetapi buat beberapa orang, dia manusia yang hebat, tegas, dan menurutnya sendiri bersenjatakan bazooka. (Newsweek tanggal 29 September 2008 halaman 20). Ada alasan untuk menganggapnya orang hebat. Dia mahasiswa Phi Beta Kappa dari Dartmouth. Penghubung antara gedung putihnya Nixon dan Departemen Perdagangan. MBA dari Harvard, bergabung dengan Goldman Sachs Chicago di tahun 1974, menjadi CEO-nya dari 1998 sampai 2006. Dan sekarang menteri keuangan AS.

Maka dialah yang ketiban beban berat menghadapi krisis yang maha dahsyat yang sedang berlangsung. Tindakan-tindakannya seperti semaunya sendiri atau bingung. Dia memfasilitasi JP Morgan untuk membeli Bear Sterns dengan harga hanya US$ 2 per saham, yang dalam waktu singkat direvisi menjadi US$ 10. Fannie Mae dan Freddie Mac, perusahaan quasi milik pemerintah telah memberikan jaminan kredit sebesar US$ 5,4 trilyun. Untuk menyelamatkannya dua perusahaan penjaminan kredit tersebut dibeli oleh pemerintah dengan jumlah uang US$ 80 milyar. Lehman Brothers disuruh bangkrut saja. Merril Lynch dijual kepada Bank of America. Akhirnya dia menyodorkan usulan supaya pemerintah AS menyediakan uang US$ 700 milyar untuk menanggulangi krisis. Kongres marah, karena alasan ideologi. Bagaimana mungkin bangsa yang kepercayaannya pada keajaiban mekanisme pasar bagaikan agama mendadak disuruh intervensi dengan uang yang begitu besar? Wall Street guncang luar biasa. Kongres rapat lagi dan “terpaksa” menyetujui usulan Hank Paulson dan Bernanke, Presiden Federal Reserve, supaya pemerintah AS menggunakan uang rakyat pembayar pajaknya sebesar Rp 700 milyar untuk mencoba menyelesaikan masalah keuangan yang maha dahsyat itu. Saya katakan mencoba, karena setelah disetujui, Wall Street tetap saja terpuruk.

Maka masyarakat menjadi panik, kepercayaan kepada siapapun hilang. Dengan adanya pengumuman bahwa perusahaan-perusahaan besar dengan nama besar dan sejarah yang panjang ternyata bangkrut, saham-sahamnya yang dipegang oleh masyarakat musnah nilainya. Masyarakat bertambah panik.

Seperti telah dikemukakan sangat banyak kertas-kertas derivatif diciptakan oleh bank-bank dengan nama besar, sehingga tanpa ragu banyak bank-bank besar di seluruh dunia membelinya sebagai investasi mereka. Kertas-kertas berharga ini mendadak musnah harganya, sehingga banyak bank yang menghadapi kesulitan sangat kritis.

2.2 Dampaknya terhadap Indonesia

Secara rasional dampaknya terhadap Indonesia sangat kecil, karena hubungan ekonomi Indonesia dengan AS tidak ada artinya. Praktis tidak ada uang Indonesia yang ditanam ke dalam saham-saham AS yang sekarang nilainya merosot atau musnah. Hanya milik orang-orang Indonesia kaya dan super kaya yang tertanam dalam saham-saham perusahaan-perusahaan AS. Uang inipun jauh sebelum krisis sudah tidak pernah ada di Indonesia.

Dampak yang riil dan sekarang terasa ialah dijualnya saham-saham di Bursa Efek Indonesia oleh para investor asing karena mereka membutuhkan uangnya di negaranya masing-masing. Maka IHSG anjlok. Uang rupiah hasil penjualannya dibelikan dollar, yang mengakibatkan nilai rupiah semakin turun. Namun sayang bahwa kenyataan yang kasat mata ini tidak mau diakui oleh pemerintah, sehingga pemerintah memilih membatasi Bursa Efek dalam ruang geraknya dengan cara mengekang Bursa Efek demikian rupa, sehingga praktis fungsi Bursa Efek ditiadakan.

Kebijakan lain ialah mengumumkan memberikan jaminan keamanan dan keutuhan uang yang disimpan dalam bank-bank di Indonesia sampai batas Rp 2 milyar. Ini sama saja mengatakan kepada publik di seluruh dunia supaya jangan menyimpan uangnya di bank-bank di Indonesia yang melebihi Rp 2 milyar.

Karena pengaruh teknologi informasi yang demikian canggihnya, semua berita-berita tentang krisis yang melanda negara-negara maju dapat diikuti. Pengaruh psikologisnya ialah kehati-hatian dalam membelanjakan uangnya yang berarti konsumsi akan menyusut dengan segala akibatnya.

Setelah Bank Indonesia menjadi independen ada kecenderungan terjadinya ego sektoral. Karena tugas pimpinan BI terfokus pada menjaga stabilitas nilai rupiah dan menjaga tingkat inflasi, semuanya dipertahankan at any cost. Maka di banyak negara maju yang menjadi cikal bakal pikiran independennya bank sentral menurunkan tingkat suku bunga, di Indonesia dinaikkan sangat tinggi yang lebih memperpuruk sektor riil yang sudah terpuruk karena menurunnya drastis permintaan dari negara-negara tujuan ekspor.

Hal yang kurang dipahami adalah faktor-faktor, kekuatan-kekuatan serta mekanisme yang bekerja etelah meletusnya gelembung angin (bubble) keuangan menyeret perekonomian global ke dalam spiral yang menurun.

Sejak lama kita mengenal adanya gejala gelombang pasang surutnya ekonomi atau business cycle atau conjunctuur yang selalu melekat pada sistem kapitalisme dan mekanisme pasar. Cikal bakal tercapainya titik balik teratas menuju pada kemerosotan, dan sebaliknya, cikal bakal tercapainya titik balik terendah menuju pada kegairahan dan peningkatan ekonomi bisa macam-macam. Tetapi pola kemerosotan dan pola peningkatannya selalu sama.

Seberapa besar pemerintah mempunyai kemampuan mempengaruhinya tergantung pada struktur ekonomi dalam aspek perbandingannya antara ketersediaan modal dan ketersediaan tenaga kerja. Bagian ini dari ekonomi tidak banyak dibicarakan oleh para ahli. Apakah karena mereka kurang paham, ataukah gejala business cycle sudah mati, sudah kuno dan tidak berlaku lagi?

2.3 Anggaran Pendidikan Dikurangi, Akibat Krisis Global

Anggaran pendidikan yang direncanakan pemerintah dalam RAPBN tahun 2009 sebesar 20 persen, kembali akan dikurangi. Kondisi ini dipicu terjadinya krisis finansial di Amerika Serikat. Pengurangan diperkirakan akan mencapai Rp16 triliun. Hal tersebut diungkapkan Ketua Komisi X DPR RI Irwan Prayitno usai Wisuda mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) periode ke-83 di GOR UNP, Sabtu (18/10). Kendati demikian, ia mengatakan bahwa beberapa item yang masuk dalam anggaran pendidikan itu seperti dana bantuan operasional sekolah BOS, tunjangan fungsional dan profesi untuk guru dan dosen serta dana untuk wajib belajar sembilan tahun tidak akan dikurangi. Bahkan malah seperti dana BOS ditambah menjadi dua kali lipat.

Ia juga mengatakan bahwa hampir 50 persen dari anggaran pendidikan itu digunakan untuk penuntasan wajib belajar sembilan tahun. “Kita tidak bisa mengingkari bahwa walaupun sudah merdeka selama 63 tahun, tapi kita masih jauh tertinggal dari negara-negara lain,”. Untuk itu, lanjutnya politik anggaran pendidikan terus diarahkan pada beberapa kebijakan strategis.

Yakni pada perluasan dan pemerataan akses pendidikan, peningkatan mutu pendidikan dan daya saing pendidikan. Serta melakukan akuntabilitas dan mengangkat citra pendidikan Indonesia. Sementara untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, pemerintah pun tidak main-main. Bahkan dari tujuh unit utama Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Ditjen Dikti mendapat alokasi dana terbesar nomor dua yakni sekitar Rp14,313 triliun.

Berada di bawah Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen MPDM) sebesar Rp21,741 triliun. “Anggaran sebesar itu selain untuk peningkatan mutu,relevansi dan daya saing pendidikan tinggi, juga digunakan untuk meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi. Sebab sampai saat ini APK mahasiswa Indonesia di pergurun tinggi baru sekitar 17,26 persen.

Pendidikan: Krisis finansial di AS tak pelak merecoki anggaran pendidikan yang telah diplot pemerintah dalam RAPBN 2009 sebesar 20 persen. Anggaran pendidikan diperkirakan turun mencapai Rp16 triliun.

Bila dibandingkan dengan China 20,3 persen, Philipina 28,1 persen, Malaysia 32, 5 persen, Thailand 42,7 persen dan Korea yang mencapai 91 persen. Tentu Indonesia sangat jauh tertinggal,” ungkap politisi dari Partai Keadilan Sejahtera ini. Rektor UNP, Prof Dr Z Mawardi Effendi dalam pidato sambutannya pada wisuda yang dirangkai dengan acara Dies Natalis itu membahas tentang sinergisitas antara kompetensi, daya saing dan pengendalian diri.

“Kami telah menempa para lulusan dengan berbagai ilmu dan keterampilan.Khusus untuk tenaga pendidik, mereka juga telah ditempa dengan berbagai kompetensi pendidikan. Sekarang semua diserahkan pada mereka, hanya saja saya berharap kompetensi yang didapatkan itu dapat diwarnai dengan upaya pengendalia diri,”

BAB III

DAMPAK KRISIS GLOBAL BAGI INDONESIA

Saat ini Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki distribusi pendapatan paling timpang. Memiliki ketergantungan finansial terhadap utang luar negeri paling besar diantara negara-negara Malaysia, Thailand, Korea, Taiwan, China, Philipina, dll. (Untuk 2007; cicilan pokok utang sebesar Rp 54,1 triliun; cicilan bunga Rp 85,1 triliun dan Memiliki struktur industri yang dangkal dan sangat rapuh bahkan disbanding negara-negara tetangga yang tidak memiliki sumber daya alam yang besar.

Indonesia tidak memiliki strategi dan kebijakan pembangunan ekonomi yang jelas. Padahal konsep global tidak memperhatikan masalah distribusi dan fairness (keadilan).

Resep yang diberikan Washington konsensus untuk menciptakan stabilitas makro ekonomi selalu dengan menghilangkan hambatan masuknya modal global, menghilangkan intervensi sehingga nilai tukar diserahkan kepada pasar, tingkat suku bunga semaksimal mungkin untuk menarik atau menahan dana-dana asing.

Tidak ada negara berukuran sedang seperti Indonesia, yang berhasil meningkatkan kesejahteraan dan kekuatan ekonominya dengan model pembangunan ekonomi ala Washington konsensus/IMF-Bank Dunia. Untuk keluar dari kemelut ekonomi, tidak ada pilihan lain bagi Indonesia kecuali segera meninggalkan konsep konservatif ala IMF/Bank Dunia dan segera mewujudkan kemandirian ekonomi yang mengedepankan kepentingan rakyat. Melakukan sebuah revolusi pemikiran demi penegakan sebuah system yang mampu memberikan keberkahan atas seluruh alam raya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar